Sabtu, 25 Januari 2014

KHUTBAH JUM'AT "JUJUR"

الحمد لله أمر بالصدق ووعد الصادقين بالخير، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الولى عن الهلاك والضير ، وأشهد أن نبينا محمدًا عبده ورسوله الداع الى الفوز من عذاب السعير، اللهم فصلِّ وسلِّم وبارك على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وصحبه الذين يعملون بالإخلاص والتدبير. أما بعد: فَيَا عِبَادَ الله اتقوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَافْعلُوا الخَيْرَ بالصدق والإخلاص. . قال الله تعالى فى كتابه الكريم : : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Puji Syukur Sholawat Wasiat Taqwa Maasyirol muslimin rohimakumulloh Berbicara masalah jujur maupun kejujuran dewasa ini, mungkin alangkah langkanya, boleh saja seseorang mengaku jujur dan boleh saja sesorang diakui kejujurannya. Dibalik itu semua jujur ataupun kejujuran yang berkembang dewasa ini, tidak seperti yang berkembang dikalangan sahabat Nabi Muhammad SAW. Saya katakan langka karena dewasa ini memang banyak diantara kita selaku ummat Islam banyak yang sudah tidak jujur, saya ambil satu contoh saja di dalam diri kita tentang kejujuran kita dalam beragama, kita mengaku jujur bahwa agama kita Islam, bahkan di KTP pun tertulis agama kita agama Islam, namun amaliah keseharian kita banyak terlepas dari sifat jujur dan kejujuran, kita jujur mengaku Islam, banyak diantara kita yang mengaku jujur beragama Islam tapi tidak bisa membaca Al Qur’an dan tidak mau mempelajarinya, pada hal Al Qur’an petunjuk Alloh terhadap hambanya. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Makna jujur yang dalam bahasa arabnya dikatakan الصدق yang berarti berarti lawan kata dari dusta, atau sesuainya informasi dengan kenyataan yang ada, ini yang didefinisikan oleh para ahli bahasa. Karena jujur begitu langkanya dan mungkin banyak diantara kita yang belum memahami kaitan amal seseorang terhadap kejujuran, maka khutbah kali ini akan saya sampaikan satu hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim, yang sering kita dengar baik dari para da’i, maupun dari guru-guru kita saat di majlis ta’lim dan forum ceramah, Rosululloh SAW bersabda عن ابن مسعود رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إنَّ الصِّدقَ يَهْدِي إِلَى البرِّ ، وإنَّ البر يَهدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقاً . وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّاباً مُتَّفَقٌ عَلَيهِ . Kurang lebihnya tarjamah hadits ini adalah sebagai berikut : Dari Ibni Mas’ud Nabi Muhammad SAW bersabda : Sesungguhnya jujur mengarahkan kita kepada kebaikan, dan sesunggunya kebaikan mengarahkan kita untuk masuk ke dalam sorga, dan sesungguhnya seseorang yg berlaku jujur, Alloh akan catat disisinya sebagai orang yang jujur, sebaliknya : sesungguhnya dusta mengarah kepada keluar dari ketaatan, dan keluar dari ketaatan mengarahkan kita masuk ke dalam neraka, dan sesungguhnya seseorang yg berdusta Alloh akan catat disisinya sebagai orang yang pendusta ( Hadits riwayat Bukhori dan Muslim ) Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Mari kita lihat lebih dalam lagi apa sebenarnya makna hadits ini, para ulama hadits menjelaskan makna hadits ini : bahwa berlaku jujur, berlaku benar akan membuahkan hasil kepada kebaikan, para ulama hadits dalam menterjemahkan makna البرِّ berarti كثرة الخير artinya bahwa orang yang jujur akan senantiasa Alloh berikan berbagai macam kebaikan, dan jika Alloh telah memberikan berbagai macam kebaikan di segala macam aspek kehidupan, baik secara individu maupun dalam bermasyarakat, maka jalan hidupnya akan mengarah untuk memasuki sorganya Alloh SWT. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Begitu pula sebaliknya orang yang berdusta akan mengarah kepada الفُجُورَ : para ulama hadits menterjemahkan الفُجُورَ dengan الخروج عن طاعة الله keluar dari ketaatan, jadi orang yang berdusta senantiasa mengarah kepada keluar dari ketaatan, dan jika dusta sudah tumbuh dalam diri kita maupun dalam bermasyarkat, maka jalan hidup kita akan mengarah untuk memasuki neraka jahannam. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Di dalam syarah hadits ini, para ulama hadits membagi jujur kepada dua bagian : 1. الصدق باللسان jujur terhadap perkataan 2. الصدق با الأركان jujur terhadap perbuatan Jujur dalam perkataan bermuara pada kebenaran yang terjadi melalui perkataan yang diucapkan, contohnya : seseorang berkata benar terhadap informasi yang terjadi. sedangkan jujur terhadap perbuatan yang berasal dari organ tubuh kita dan bermuara kepada hati, yang oreintasinya adalah keikhlasan, contohnya : amal ibadah yang dikerjakan harus sesuai dengan niat hati karena Alloh SWT. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Di dalam syarah kitab riyadhusholihin dijelaskan : فالمرائي مثلاً ليس بصادق لأنه يظهر للناس بأنه من العابدين وليس كذلك . والمنافق ليس بصادق لأنه يظهر الإيمان وليس بمؤمن . Orang yang riya dalam beribadah bukanlah orang yang jujur, karena ia hanya menampakkan seperti orang yang beribadah, pada hal tidak ada pahalanya sama sekali, dan orang yang munafik bukanlah orang yang jujur, karena ia hanya menampakkan keimanan saja, pada hal ia tidak beriman. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Dari sekelumit penjelasan dari para ulama hadits, mari kita lihat diri kita masing-masing, sudahkah kita jujur ?, jujur dalam semua aspek kehidupan kita, jujura di dalam keluarga kita, jujur di dalam komunitas tempat kita bekerja, jujur di dalam bermasyarakat ?, dan yang terpenting adalah sebuah pertanyaan buat diri kita masing-masing : sudah jujurkah kita dalam beribadah kepada Alloh SWT ?, jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, mari kita renungkan apa yang diungkapkan oleh beberapa ulama tentang makna dan hakikat jujur : 1. Imam Al Allamah Ibnu Abi Syarif di dalam kitab Hawasyi syarah kitab Aqoid, beliau mengungkapkan : bahwa kata jujur bermakna : استواء السرّ والعلانية والظاهر والباطن، بألا تكذب أحوال العبد أعماله، ولا أعماله أحواله، وجعلوا الإخلاص لازماً أعم، فقالوا: كل صادق مخلص، وليس كل مخلص صادقاً Berlaku lurus baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan ramai, lurus antara zohir dan batin, gambarannya : seseorang tidak dusta terhadap situasi perbuatan yang dikerjakan, dan ia tidak dusta akan amal yang ia kerjakan terhadap situasi, dan kalangan ulama hadits menjadikan ihlas merupakan sesuatu yang wajib, sehingga pendapat mereka : bahwa setiap orang yang jujur sudah pasti orang yang ihlas, akan tetapi belum tentu orang yang ihlas adalah orang yang jujur. 2. Syeikh Zakariya di dalam kitab Risalah Al Qusyairi menjelaskan, bahwa Imam Al Junaidi pernah ditanya : mana yang lebih utama antara jujur dan ihlas, dan apakah perbedaannya ? Imam Al Junaidi menjawab : bahwa jujur merupakan akar atau sumber segala sesuatu, sedangkan ihlas merupakan cabang, artinya : jujur merupakan pangkal segala sesuatu, sedangkan ihlas sebuah proses dalam perbuatan. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Dari dua pendapat para ulama tersebut, dapat saya tarik sebuah kesimpulan, bahwa segala amal ibadah akan mendapat ganjaran disi Alloh dengan niat yang ikhlas, dan ikhlas tidak akan tercipta jika kita bukan orang yang jujur, apapun usaha kita akan sebuah keihlasan dalam ibadah secara menyeluruh maka tidak akan ternilai tanpa kita memiliki sifat jujur dengan makna secara utuh, jujur juga erat kaitannya dengan masalah ketaqwaan, sebagai mana firman Alloh dalam surat At Taubah ayat 119 :         Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Di akhir khutbah ini mari kita berusaha agar kata-kata jujur dan perlakuan dusta yang terkadang sudah menjadi lalapan keseharian kita, dan berusaha untuk berlaku jujur dan tidak dusta, dan melalui satu hadits yang saya sampaikan ternyata jujur memiliki keterkaitan yang begitu erat terhadap amal ibadah kita. Jika kita mengaku jujur dalam beragama, mari kita bentuk pribadi dan jiwa kita untuk senantiasa jujur terhadap manusia lebih-lebih terhadap Alloh dan RosulNya.   •           Artinya : Ta'at dan mengucapkan Perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). tetapi Jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. Maasyirol Muslimin Rohimakumulloh Demikianlah khutbah jum’at yg dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat khususnya untuk pribadi saya dan umumnya untuk para jamaah. Dan mari kita mohon kepada Alloh SWT agar kita semua dijadikan orang-orang yang jujur oleh Alloh SWT, amin ya robbal alamin. جَعَلَنَا اللّهُ وَإِيَّاكُم مِنَ المُؤْمِنِيْنَ الْصادقين، لاَ مِنَ الكاذبين، أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم : هَذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ ذالِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم.ونفعني واياكم بالآيات والذكر الحكيم. أقول قولى هذا وأستغفرالله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم.بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم الجليل لي ولكم من كل ذنب، فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم. ا

KHUTBAH JUM'AT "AMANAH"

الحمد لله أمرنا لطاعته, لنفوز بمرضاته, وانزجرنا لمعصيته, أن لا ندخل النار لعذابه, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له العليم لعباده عن أفعاله, وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الشافع يوم الآخر لأمته, اللهم فصل وسلم على سيد و نبينا محمد وعلى آل وصحبه الى يوم لقائه.أما بعد: فَيَا عِبَادَ الله اتقوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تموتن الا وأنتم مسلمون, قال الله تعالى فى كتابه وهو أصدق فى قوله : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :            Maasyirol muslimin rohimakumulloh Puji Syukur Sholawat Wasiat Taqwa Maasyirol muslimin rohimakumulloh Ada satu cerita, yang ditulis oleh Syeikh Usman bin Hasan bin Ahmad Asyakir di dalam kitab durrotunnasihin. Singkat ceritanya seperti ini : bahwa ada seorang ahli ibadah dan begitu dekat dengan Alloh. Pada suatu hari ia wudhu dan melaksanakan sholat, lalu ia menengadah dan mengangkat kedua tangannya seraya berdo’a : Ya Alloh, terimalah ibadahku ini, karena saking dekatnya si ahli ibadah ini, lalu si ahli ibadah mendengar seruan dari sisi Alloh dengan seruan : jangan kamu bicara wahai orang yang dilaknat, sesungguhnya ta’at yang kamu lakukan tadi itu ditolak, lalu ahli ibadah tersebut protes melalui ucapannya : mengapa bisa seperti ini ya Alloh, amal ibadahku engkau tidak terima ?, lalu seruan dari sisi Allah terdengar menjawab protes ahli ibadah tersebut : sesungguhnya istri kamu berbuat sesuatu yang berlawanan dengan perintahku dan kamu ridho dengan perbuatan istrimu tersebut. Lalu si abid menemui istrinya, dan menanyakan tentang apa yang telah istrinya perbuat di saat tidak dalam pengawasan suaminya, lalu istrinya menjawab : aku sering datang ke tempat yang buruk, mendengarkan musik dan meningalkan sholat. Lalu apa yang terjadi, sang suami seketika itu juga mentalak istrinya dan tidak akan pernah kebali selama-lamnya terhadap istrinya, lalu sang abid wudhu serta mengerjakan sholat, dan terdengar suara panggilan dari sisi Allah, bahwa amal ibadahnya diterima Alloh SWT. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Dari cerita yang telah saya bacakan tadi, saya yakin para jama’ah sudah dapat mengambil pelajaran. Inti dari cerita tersebut, bahwa begitu besar pengaruh amanah dan khianah terhadap amal perbuatan kita. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Berbicara masalah orang yang berlaku amanah dewasa ini, boleh saya katakan sudah agak langka, baik amanah untuk kalangan individu, maupun amanah yang berlaku untuk halayak umum. Pengertian amanah yang didefinisikan oleh Syeikh Utsman bin Hasan Asyakir di dalam kitab durrotunnasyi’in adalah : الطاعة التي تعم الطبيعية والإختيارية وبعرضها استدعاؤها الذي يعم طلب الفعل من المختار Amanah merupakan keta’atan yang meliputi pembawaan sejak lahir dan tidak ada paksaan, dengan pembawaan keta’atan sejak lahir mengajak ta’at yang secara umum menuntut satu perbuatan dari pelaku yang tidak memaksa, ya’ni Alloh SWT. Jadi, yang dikatakan amanah adalah ta’at atau ketaatan, dan orang yang amanah adalah orang yang ta’at . Maasyirol muslimin rohimakumulloh Dari definisi amanah yang telah saya bacakan, seyogyanya setiap saat dan setiap detik, kita selalu amanah, kita selalu ta’at, khususnya ta’at kepada aturan-aturan Alloh. Para ulama begitu banyaknya menjabarkan tentang amanah, diantaranya : amanah berarti melaksanakan sholat, amanah berarti menggunakan anggota tubuh kita untuk tidak berbuat maksiat, amanah berarti al qur’an, amanah berarti puasa dan yang terakhir amanah berarti keluarga dan anak-anak kita. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Coba kita perhatikan sekarang ini, berapa banyak umat Islam yang tidak melaksanakan sholat, berapa banyak umat islam yang tidak melaksanakan puasa di bulan romadhon, berapa banyak umat islam dan termasuk diri kita yang sekarang berada di masjid ini menggunakan anggota tubuh kita dari mata, hidung, lidah, telinga, tangan dan kaki kita untuk maksiat kepada Alloh, berapa banyak ummat Islam yang sudah tidak lagi mau ta’at kepada Al Qur’an, berapa banyak umat Islam yang kurang memperhatikan anak serta keluarga dalam urusan agama mereka.Kita masih banyak yang belum amanah. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Bagaimana kita amanah terhadap sholat ?, mari kita kerjakan kewajiban sholat yang lima waktu bukan karena terpaksa, dan kita sudah maklum lewat hadits Nabi Muhammad SAW, bahwa sholat adalah amal ibadah yang pertama kali akan diperiksa oleh Alloh pada hari hisab nanti, jika sholat kita baik, insya Alloh kelanjutannya akan lebih mudah. Dan kita tau bahwa sholat merupakan tiang agama. Lalu bagaimana kita harus amanah terhadap anggota tubuh kita ?, mari kita gunakan angota tubuh kita untuk ta’at kepada Alloh SWT, satu contoh dua anggota tubuh kita yang kadang kita kurang prhatikan adalah mulut dan telinga kita, saat-saat kita ngobrol bersama teman kita, bahkan keluarga kita, kadang kita lupa, dengan enaknya kita menceritkan orang lain, bahkan sampai menceritakan keburukan orang lain. Dan sebenarnya kita tau hal tersebut amat sulit untuk mendapat keridhoan Alloh, karena kita harus meminta maaf secara langsung kepada orang-orang yang telah kita ceritakan keburukannya, dan kita tau dalam Al Qur’an Alloh mengancam orang-orang yang mengumpat akan dimasukan ke neraka huthomah. Lalu bagaimana kita harus amanah terhadap Al Qur’an ?, mulai saat ini, mari kita kembali kepada Al Qur’an, kita jadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup kita, yang akan membawa keselamatan kita serta Al Qur’an akan menjadi penong kita di akhirat nanti. Contoh kecil namun berakibat fatal jika kita tidak amanah terhadap Al Qur’an adalah : banyak umat Islam memilih pemimpin bukan orang Islam, pada Alloh menjelaskan di dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 51 :        •             •       Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Kadang lantaran dua ratus hinga tiga ratus ribu rupiah, kita rela memilih pemimpin yang bukan orang Islam, pada hal dalam ayat tersebut, Alloh jelaskan : jika kita umat Islam memilih pemimpin yang bukan orang Islam, maka kita termasuk dari golongan mereka. Mari kita menjadi orang yang amanah terhadap Al Qur’an. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Dari cerita yang saya bacakan ini, dapat kita jdikan pelajaran untuk hidup dan kehidupan kita, bahwa amanah individu seseorang erat hubungannya dengan amal perbuatan keluarga kita serta amal perbuatan anak-anak kita, dan yang wajib kita ketahui bahwa amanah sangat mempengaruhi diterimanya keta’atan kita kepada Alloh SWT. Dan kita sudah sama-sama maklum lewat hadits Nabi uhammad SAW, bahwa setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya oleh Alloh SWT. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Oleh karena itu, mari kita bimbing istri dan anak-anak kita, serta mengawasi mereka dengan pengawasan yang tinggi, baik dari sisi aurot mereka maupun dari sisi amaliyah dan muamalah keseharian mereka, kita khawatir dengan sebab ulah istri dan anak-anak kita yang tanpa sepengetahuan kita, amal ibadah kita tidak diterima oleh Alloh SWT. Maasyirol muslimin rohimakumulloh Demikianlah khutbah jum’at yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya khususnya untuk pribadi saya, dan umumnya untuk kaum muslimin. Mari kita memohon kepada Alloh SWT, agar kita semua dijadikan orang-orang yang amanah di dalam segala hal, sehingga kita termasuk orang-orang yang diterima amal ibadah kita dan mendapatkan tempat yang sebaik-baiknya di sisi Alloh di hari akhir nanti, amin ya robbal alamin. جعَلَنَا اللّهُ وَإِيَّاكُم مِنَ الذين يؤدى الأمانة, لاَ مِنَ الذين يظلم أحكامه ، أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم :                   , بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم.ونفعني واياكم بالآيات والذكر الحكيم. أقول قولى هذا وأستغفرالله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم.